Renungan 27 Januari 2016
Tak terasa sebentar lagi bulan januari akan berahir bukan? Januari awal tahun yang penuh dengan resolusi awal tahun, bagaimana resolusimu dan harapanmu satu tahun kedepan? Apakah sudah ada usaha yang kamu lakukan untuk mencapainya? Membuat pilihan yang bijak untuk harapan dan resolusi kita tidaklah gampang. Terlebih dahulu kita haru mengenal siapa kita sebenarnya. “Siapakah aku ini . . ?” Sebagai orang percaya, kita harus menemukan jawaban yang benar untuk menjawabnya. Karna bila kita tidak mengerti siapakah diri kita yang sesungguhnya, maka hidup yang kita jalani saat ini akan sia-sia.
1Korintus 6: 19 – 20 memberi jawaban atas pertanyaan itu,yang membuat kita menyadari saat ini bahwa ternyata hidup kita sudah bukan milik kita lagi, tetapi kita adalah milik Tuhan sepenuhnya, karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Dengan menyadari siapakah diri kita ini maka hidup yang kita jalani saat ini harus seturut dengan kehendak Tuhan dan tidak lagi hidup dalam keinginan diri sendiri. Menjaga hidup ini supaya tetap tinggal dalam kesucian dan kekudusan Allah, dan menanggalkan semua hal yang cemar, yang hanya penuh dengan hawa nafsu dunia. Karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus, kita harus tunduk sepenuhnya dalam pengaturan Tuhan. Sebagai seorang anak yang taat dan setia dan tidak lagi hidup untuk kepentingan diri sendiri, tetapi hidup untuk kepentingan Kerajaan Tuhan, yaitu menjadi berkat bagi banyak orang. Jadi selama kita masih bernafas saat ini, jangan pernah menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Belas kasihan Tuhan yang telah dinyatakan kepada kita haruslah kita terima dengan ucapan syukur yang tiada henti-hentinya. Dunia hanya menawarkan apa yang menjadi kesenangan sesaat saja, tetapi pada akhirnya semua akan sia-sia. Untuk apa semua kesenangan dunia ini kalau akhirnya sia-sia. Bahkan apabila kita bisa memiliki dunia ini dengan segala kesenangannya, dan mungkin kita masih ingin hidup seribu tahun lagi, tetapi pada akhirnya binasa, apakah kita harus menjadi orang yang sebodoh itu?